Sabtu, 27 April 2013

Poems of Love from Mom



Suatu hari, ketika aku pulang dari Pare (22 Des 2012), ibunda tersayangku memberiku sebuah kertas, ternyata setelah aku baca, dikertas itu terdapat puisi dari ibundaku, seperti inilah puisi beliau untukku :  
                                Cantik Anakku
Wajah cantikmu selalu membayangi setiap gerak langkahku
Tiada henti terlintas dan terlintas selalu
Gigimu selalu dalam ingatanku
Setiap engkau tersenyum semakin menambah manis raut wajahmu
Syifa Auliya Haris, nama yang indah yang aku dan ayahnya berikan
Seindah wajah dan seindah budi pekertimu
Setiap pagi teriakan selalu ku berikan padamu, tuk menyongsong hari ini dan hari esok tuk lebih baik
Setiap sore wajah letihmu selalu menghiasi penampilanmu dengan beban berat di punggungmu
Ilmu yang fersinya di buku yang selalu engkau bawa
Anakku, hari esok telah menunggu baktimu sebagai insan islami dan penuh makna keagungan dalam pribadimu
Sebagai insan berilmu yang rendah hati dan siap mengamalkan ilmunya tuk kemaslahatan umat, bukan sebagai koruptor atau apalah artinya
Yang lebih mementingkan kebutuhan umat dibandingkan kepentingan pribadi
Anakku, disetiap waktu ada doa terpanjat untukmu
Semoga engkau diberi umur panjang sehingga dapat bermanfaat untuk orang lain
Bisa berjalan beriringan dengan saudara2 mu dalam melalui kehidupan yang keras ini
Semoga Allah selalu melindungi dan selalu memberi yang terbaik untukmu, wahai anakku
Hari ini esok dan seterusnya
Moga kita selalu dapat bersama dalam suka duka dunia dan akherat
Amin..
_Mamah
Kemudian kawan, di kertas sebaliknya, aku menemukan lagi sebuah puisi, kali ini untuk kami, 4bersaudara. Begini bunyi puisinya :

Hari demi hari terasa begitu lambat bila hidup dalam penantian
Permata hati semakin besar semakin pergi jauh entah dimana
Jauh terentang waktu dan jarak
Hidup memang penuh ujian kesabaran
Berada terpisah dengan titipan-Mu
Kekasih sepanjang masa
Bulir air mata kadang tak terasa semakin deras mengalir membasahi apa yang ada
Engkau yang jauh disana mungkin sekarang sedang tertawatawa bersenda gurau dengan rekan2mu
Apa sedang sakit sendirian di kamarmu tanpa ada teman
Ataukah sedang menahan lapar sementara tidak ada yang menyiapkan makanan
Kekasih2ku semoga engkau kelak menjadi pribadi2 yang tangguh yang tak rapuh oleh hempasan angin yang menipu, atau ombak yang mematikan
Semoga engkau tetap tegar dalam mengarungi kehidupan yang penuh tipu daya dan ujian
Duhai kekasih apalah arti keberadaan ibumu ini, tiada daya untuk selalu menjagamu
Tetapi semua sudah ada penjagaan sendiri yang maha abadi
Didalam genggamanNya engkau selalu bernaung, bermohon, dan berlindung, bukan dalam pundak ibumu yang kecil ini
Kutorehkan tinta ini dalam kertas putih ini agar engkau mengerti apa yang sesungguhnya terjadi dalam kehidupan yang hina dina ini
Langkah awal menuju keabadian
Jadi hidupmu jangan pernah terlena dengan berbagai macam pujian
Karena semua akan ditinggalkan seiring berjalannya waktu
Ingatlah selalu hanya amal baikmu yang selalu engkau bawa
Bukan harta benda, saudara dan kerabat2mu
Permataku, semoga engkau selalu bersinar kemilau menerangi dunia dan akheratku, Amin
Walau jauh, semoga engkau selalu tetap dan tetap menjadi penerang2 hatiku
Pelipur duka laraku
Pengobat rindu dan sakitku
Penyenang dan kebanggaan di sisa2 hariku
Pelitaku di kegelapan jalanku
Penjaga arah setiap aku salah melangkah
Dulu betapa bangganya aku menapaki hari2 dengan untaian doa2mu, permata2 hatiku
Mungkin kelak dan seterusnya hati ini terus dapat tersenyum dan mata ini dapat tidur pulas walau jauh dari buaianmu..
Teruntuk dan terkasih sayangku selalu anak2ku nun jauh disana
_Mamah
Sungguh kawan, aku menangis karena membaca puisi tersebut, tak henti-hentinya aku bersyukur pernah hidup dirahimnya selama 9 bulan, kemudian dilahirkan kedunia sebagai seorang yg dinanti, anak perempuan pertamanya. Lali diberinya aku ASI agar aku menjadi anak yg kuat, tak henti-hentinya beliau mendoakanku disetiap munajatnya kepada sang pencipta, agar anak-anaknya dapat menjadi anak yg sholeh-sholehah, lavyufulmom:*

0 komentar:

Posting Komentar