Suatu hari, ketika aku pulang
dari Pare (22 Des 2012), ibunda tersayangku memberiku sebuah kertas, ternyata
setelah aku baca, dikertas itu terdapat puisi dari ibundaku, seperti inilah
puisi beliau untukku :
Cantik Anakku
Wajah cantikmu
selalu membayangi setiap gerak langkahku
Tiada henti
terlintas dan terlintas selalu
Gigimu selalu
dalam ingatanku
Setiap engkau
tersenyum semakin menambah manis raut wajahmu
Syifa Auliya
Haris, nama yang indah yang aku dan ayahnya berikan
Seindah wajah dan
seindah budi pekertimu
Setiap pagi
teriakan selalu ku berikan padamu, tuk menyongsong hari ini dan hari esok tuk
lebih baik
Setiap sore wajah
letihmu selalu menghiasi penampilanmu dengan beban berat di punggungmu
Ilmu yang fersinya
di buku yang selalu engkau bawa
Anakku, hari esok
telah menunggu baktimu sebagai insan islami dan penuh makna keagungan dalam
pribadimu
Sebagai insan
berilmu yang rendah hati dan siap mengamalkan ilmunya tuk kemaslahatan umat,
bukan sebagai koruptor atau apalah artinya
Yang lebih
mementingkan kebutuhan umat dibandingkan kepentingan pribadi
Anakku, disetiap
waktu ada doa terpanjat untukmu
Semoga engkau
diberi umur panjang sehingga dapat bermanfaat untuk orang lain
Bisa berjalan
beriringan dengan saudara2 mu dalam melalui kehidupan yang keras ini
Semoga Allah
selalu melindungi dan selalu memberi yang terbaik untukmu, wahai anakku
Hari ini esok dan
seterusnya
Moga kita selalu
dapat bersama dalam suka duka dunia dan akherat
Amin..
_Mamah
Kemudian kawan, di kertas
sebaliknya, aku menemukan lagi sebuah puisi, kali ini untuk kami, 4bersaudara. Begini
bunyi puisinya :
Hari demi hari
terasa begitu lambat bila hidup dalam penantian
Permata hati
semakin besar semakin pergi jauh entah dimana
Jauh terentang
waktu dan jarak
Hidup memang penuh
ujian kesabaran
Berada terpisah
dengan titipan-Mu
Kekasih sepanjang
masa
Bulir air mata
kadang tak terasa semakin deras mengalir membasahi apa yang ada
Engkau yang jauh
disana mungkin sekarang sedang tertawatawa bersenda gurau dengan rekan2mu
Apa sedang sakit
sendirian di kamarmu tanpa ada teman
Ataukah sedang
menahan lapar sementara tidak ada yang menyiapkan makanan
Kekasih2ku semoga
engkau kelak menjadi pribadi2 yang tangguh yang tak rapuh oleh hempasan angin
yang menipu, atau ombak yang mematikan
Semoga engkau
tetap tegar dalam mengarungi kehidupan yang penuh tipu daya dan ujian
Duhai kekasih
apalah arti keberadaan ibumu ini, tiada daya untuk selalu menjagamu
Tetapi semua sudah
ada penjagaan sendiri yang maha abadi
Didalam
genggamanNya engkau selalu bernaung, bermohon, dan berlindung, bukan dalam
pundak ibumu yang kecil ini
Kutorehkan tinta
ini dalam kertas putih ini agar engkau mengerti apa yang sesungguhnya terjadi
dalam kehidupan yang hina dina ini
Langkah awal
menuju keabadian
Jadi hidupmu
jangan pernah terlena dengan berbagai macam pujian
Karena semua akan
ditinggalkan seiring berjalannya waktu
Ingatlah selalu
hanya amal baikmu yang selalu engkau bawa
Bukan harta benda,
saudara dan kerabat2mu
Permataku, semoga
engkau selalu bersinar kemilau menerangi dunia dan akheratku, Amin
Walau jauh, semoga
engkau selalu tetap dan tetap menjadi penerang2 hatiku
Pelipur duka
laraku
Pengobat rindu dan
sakitku
Penyenang dan
kebanggaan di sisa2 hariku
Pelitaku di
kegelapan jalanku
Penjaga arah
setiap aku salah melangkah
Dulu betapa
bangganya aku menapaki hari2 dengan untaian doa2mu, permata2 hatiku
Mungkin kelak dan
seterusnya hati ini terus dapat tersenyum dan mata ini dapat tidur pulas walau
jauh dari buaianmu..
Teruntuk dan
terkasih sayangku selalu anak2ku nun jauh disana
_Mamah
Sungguh kawan, aku menangis
karena membaca puisi tersebut, tak henti-hentinya aku bersyukur pernah hidup
dirahimnya selama 9 bulan, kemudian dilahirkan kedunia sebagai seorang yg
dinanti, anak perempuan pertamanya. Lali diberinya aku ASI agar aku menjadi
anak yg kuat, tak henti-hentinya beliau mendoakanku disetiap munajatnya kepada
sang pencipta, agar anak-anaknya dapat menjadi anak yg sholeh-sholehah,
lavyufulmom:*
0 komentar:
Posting Komentar