Hi!
Jengjengjeng, Alhamdulillah jadi juga nih
cerpen! Pake acara nguras imajinasi segala, fyuuh-,- entah lah ini bisa
dibilang cerpen apa justru curhatan yang ngarang, ahtaudahah~
Silahkan baca, yuk mari, here we goà
TWO SHINING STARS
Kisah ini
menceritakan tentang seorang anak perempuan bernama Dwita, panggil saja dia,
mm.. Uwi. Dia hanya seorang gadis biasa
layaknya kebanyakan gadis-gadis yang lain. Menyukai warna pink, bersepeda, juga
menyukai berbagai mode jilbab masa kini;yang kini ngetrend disebut ‘hijab’.
Uniknya, ia juga amat sangat menyukai bintang. Uwi adalah seorang pendatang
baru di Samarinda, karena ayahnya mendapat tugas untuk bertugas di polres
Samarinda, maka ia harus rela beradatapsi dengan suasana barunya.
Disuatu akhir
pekan yang cerah, ia berangkat menuju sekolahnya, SMAN 1 Samarinda, dengan
menaiki si Pinky, sepedanya. Alhamdulillah, ia adalah seorang yang dapat
beradaptasi dengan cepat, sehingga ia mampu menghafal dengan cepat rute jalan
menuju sekolahnya. Diperjalanan, bertemulah ia dengan sahabat barunya, namanya
Mita.
“Assalamualaikum,
Mit...” sapa Uwi dengan ceria.
“Waalaikumsallam,
Wi...” balas Mita
“Ikut yuk
naik sepedaku”
“Hayuk”
Sesampainya
disekolah, mereka bergegas masuk kelas karena sebentar lagi bel berbunyi. Hari
itu mereka lewati dengan lancarr... Sebelum pulang, mereka membuat suatu janji.
“Mit,
nanti malam ada acara nggak?” tanya Uwi
“Nggak,
memangnya kenapa?” jawab Mita.
“Mau
ajak aku keliling daerah sini? Mumpung malam minggu. Soalnya aku bingung nih
dirumah mau ngapain, sinyal disini bisa dibilang agak lemot, lola kalau buat OL
L” jawab Uwi
“Oke,
sekarang kamu pulang aja dulu, nanti baru kerumahku, lalu kita berangkat habis
maghrib” jawab Mita
“Oke
deh” jawab Uwi.
Sesampainya
dirumah, Uwi bergegas mandi, setelah selesai, ia kembali menggowes pinky nya
menuju rumah Mita. Dirumah Mita, ia beristirahat dan shalat maghrib. Tak lama
kemudian mereka berangkat, di perjalanan mereka banyak bercerita.
“Wi,
kalo boleh tau, apa tempat kesukaanmu?” tanya Mita
“Mmm..
Tempat dimana aku bisa melihat bintang tanpa terhalang apapun” jawab Uwi.
“Ngomong-ngomong,
aku tau tempat itu disini” timpal Mita.
“Waah,
ayo kita kesana Mit!” jawab Uwi.
Setengah
jam kemudian pukul 19.00, mereka sampai disebuah bukit, walaupun lelah karena
menggowes sepeda dijalanan menanjak, namun ternyata hasilnya sebanding dengan
lelahnya.
“Wow!
Subhanallah, keren banget mit! Disini aku bisa liat bintang tanpa terhalang
gedung-gedung tinggi nan menjulang!” teriak Uwi
“Wiiii,
siniiii, istirahat disini sajaaaa” tiba-tiba Mita menemukan tempat yang pas.
Akhirnya mereka beristirahat disana, tiduran menatap langit yang bertabur
jutaan bintang.
Tiba-tiba
Mita bertanya, “Wi, kenapa kamu suka bintang?”
“Karena,
bintang itu adalah sahabatku Mit. Dulu Ibu kandungku meninggal saat aku duduk
dikelas 5 SD, lalu Ayah menikah lagi dengan Ibuku yang sekarang. Ayah dan Ibu
adalah orang sibuk, mereka bekerja siang dan malam tak kenal lelah. Ketika
malam hari datang dan mereka belum pulang, aku selalu kesepian. Dulu ketika aku
merasa sendiri, aku sering menangis tersedu diluar rumah, suatu hari aku
melihat sebuah bintang yang berkedip, seperti bicara kepadaku bahwa aku tak
sendiri, ada bintang itu yang menemaniku. Ia juga seperti mengisyaratkan
kepadaku bahwa ia merasakan hal yang sama denganku, karena aku melihat tak ada
bintang yang terlihat disekelilingnya. Semenjak hari itu, ketika aku merasa
sendiri, kesepian dan sedih, aku selalu melihat bintang dan mencari bintangku,
bintang yang selalu ada dan berkedip disana, namun aku benci ketika langit
mendung, karenanya bintangku hilang” jawab Uwi dengan mata memandang
bintang-bintang dihadapannya.
“Apakah
aku membuatmu sedih, wi?”
“Tidak,
Mit. Kamu membuatku bahagia karena membawaku ketempat indah seperti ini”
“Wi,
kalau suatu saat nanti kau merasa sendiri, dan ketika kau cari bintangmu tapi
bintangmu tak ada, kau dapat mencariku, aku bersedia menjadi bintangmu, bintang
yang akan selalu berkedip untukmu dan meyakinkanmu bahwa ada aku disini.”
“Terimakasih,
Mit. Kau adalah sahabat pertama dan terbaikku disini” Jawab Uwi sambil memegang
tangan Mita.
Tiba-tiba
Mita menunjuk ke langit dan berkata, “Wii, kamu liat nggak dua bintang yang
disana itu?”
“Ya, Mit. Aku melihatnya, dua bintang yg berjejer berdampingan dg memancarkan
sinar terangnya, tanpa ingin menandingi sinarnya satu sama lain...”
“Semoga
kita bisa kayak bintang itu ya, Wi.”
“Semoga,
Mit.”
Malam
itu mereka lalui dengan canda dan tawa, banyak kisah yang mereka ceritakan.
“Wi,
sudah jam 20.00, ayo pulang.”
“Ayo,
kamu yang gowes yaaa” canda Uwi
“Ih,
nggak mauu...”
“Yasudah,
aku tinggal.. wlee” Sahut uwi sambil berlari menuju sepedanya.
“Uwiiiiiiiiiiiiiiiii!!”
teriak Mita yang berlari mengejar Uwi.
Malam
itu, Uwi menemukan sahabat barunya, yang Insya Allah dan semoga dapat menjadi
bintang yang selalu berkedip untuknya dan selalu meyakinkannya bahwa there is
someone who always be there for you.
THE END
Yah segitu doang sih, mentognya
imajinasi hari ini, Alhamdulillah selesai, Alhamdulillah!
Makasih udah baca, see ya next time!!
_syf
0 komentar:
Posting Komentar