Rabu, 30 Oktober 2013

Two Shining Stars

Hi!
Jengjengjeng, Alhamdulillah jadi juga nih cerpen! Pake acara nguras imajinasi segala, fyuuh-,- entah lah ini bisa dibilang cerpen apa justru curhatan yang ngarang, ahtaudahah~
Silahkan baca, yuk mari, here we goà



TWO SHINING STARS
Kisah ini menceritakan tentang seorang anak perempuan bernama Dwita, panggil saja dia, mm.. Uwi.  Dia hanya seorang gadis biasa layaknya kebanyakan gadis-gadis yang lain. Menyukai warna pink, bersepeda, juga menyukai berbagai mode jilbab masa kini;yang kini ngetrend disebut ‘hijab’. Uniknya, ia juga amat sangat menyukai bintang. Uwi adalah seorang pendatang baru di Samarinda, karena ayahnya mendapat tugas untuk bertugas di polres Samarinda, maka ia harus rela beradatapsi dengan suasana barunya.
Disuatu akhir pekan yang cerah, ia berangkat menuju sekolahnya, SMAN 1 Samarinda, dengan menaiki si Pinky, sepedanya. Alhamdulillah, ia adalah seorang yang dapat beradaptasi dengan cepat, sehingga ia mampu menghafal dengan cepat rute jalan menuju sekolahnya. Diperjalanan, bertemulah ia dengan sahabat barunya, namanya Mita.
“Assalamualaikum, Mit...” sapa Uwi dengan ceria.
“Waalaikumsallam, Wi...” balas Mita
“Ikut yuk naik sepedaku”
“Hayuk”
      Sesampainya disekolah, mereka bergegas masuk kelas karena sebentar lagi bel berbunyi. Hari itu mereka lewati dengan lancarr... Sebelum pulang, mereka membuat suatu janji.
      “Mit, nanti malam ada acara nggak?” tanya Uwi
      “Nggak, memangnya kenapa?” jawab Mita.
      “Mau ajak aku keliling daerah sini? Mumpung malam minggu. Soalnya aku bingung nih dirumah mau ngapain, sinyal disini bisa dibilang agak lemot, lola kalau buat OL L” jawab Uwi
      “Oke, sekarang kamu pulang aja dulu, nanti baru kerumahku, lalu kita berangkat habis maghrib” jawab Mita
      “Oke deh” jawab Uwi.
      Sesampainya dirumah, Uwi bergegas mandi, setelah selesai, ia kembali menggowes pinky nya menuju rumah Mita. Dirumah Mita, ia beristirahat dan shalat maghrib. Tak lama kemudian mereka berangkat, di perjalanan mereka banyak bercerita.
      “Wi, kalo boleh tau, apa tempat kesukaanmu?” tanya Mita
      “Mmm.. Tempat dimana aku bisa melihat bintang tanpa terhalang apapun” jawab Uwi.
      “Ngomong-ngomong, aku tau tempat itu disini” timpal Mita.
      “Waah, ayo kita kesana Mit!” jawab Uwi.
      Setengah jam kemudian pukul 19.00, mereka sampai disebuah bukit, walaupun lelah karena menggowes sepeda dijalanan menanjak, namun ternyata hasilnya sebanding dengan lelahnya.
      “Wow! Subhanallah, keren banget mit! Disini aku bisa liat bintang tanpa terhalang gedung-gedung tinggi nan menjulang!” teriak Uwi
      “Wiiii, siniiii, istirahat disini sajaaaa” tiba-tiba Mita menemukan tempat yang pas. Akhirnya mereka beristirahat disana, tiduran menatap langit yang bertabur jutaan bintang.
Tiba-tiba Mita bertanya, “Wi, kenapa kamu suka bintang?”
      “Karena, bintang itu adalah sahabatku Mit. Dulu Ibu kandungku meninggal saat aku duduk dikelas 5 SD, lalu Ayah menikah lagi dengan Ibuku yang sekarang. Ayah dan Ibu adalah orang sibuk, mereka bekerja siang dan malam tak kenal lelah. Ketika malam hari datang dan mereka belum pulang, aku selalu kesepian. Dulu ketika aku merasa sendiri, aku sering menangis tersedu diluar rumah, suatu hari aku melihat sebuah bintang yang berkedip, seperti bicara kepadaku bahwa aku tak sendiri, ada bintang itu yang menemaniku. Ia juga seperti mengisyaratkan kepadaku bahwa ia merasakan hal yang sama denganku, karena aku melihat tak ada bintang yang terlihat disekelilingnya. Semenjak hari itu, ketika aku merasa sendiri, kesepian dan sedih, aku selalu melihat bintang dan mencari bintangku, bintang yang selalu ada dan berkedip disana, namun aku benci ketika langit mendung, karenanya bintangku hilang” jawab Uwi dengan mata memandang bintang-bintang dihadapannya.
      “Apakah aku membuatmu sedih, wi?”
      “Tidak, Mit. Kamu membuatku bahagia karena membawaku ketempat indah seperti ini”
      “Wi, kalau suatu saat nanti kau merasa sendiri, dan ketika kau cari bintangmu tapi bintangmu tak ada, kau dapat mencariku, aku bersedia menjadi bintangmu, bintang yang akan selalu berkedip untukmu dan meyakinkanmu bahwa ada aku disini.”
      “Terimakasih, Mit. Kau adalah sahabat pertama dan terbaikku disini” Jawab Uwi sambil memegang tangan Mita.
      Tiba-tiba Mita menunjuk ke langit dan berkata, “Wii, kamu liat nggak dua bintang yang disana itu?”
“Ya, Mit. Aku melihatnya, dua bintang yg berjejer berdampingan dg memancarkan sinar terangnya, tanpa ingin menandingi sinarnya satu sama lain...”
      “Semoga kita bisa kayak bintang itu ya, Wi.”
      “Semoga, Mit.”
      Malam itu mereka lalui dengan canda dan tawa, banyak kisah yang mereka ceritakan.
      “Wi, sudah jam 20.00, ayo pulang.”
      “Ayo, kamu yang gowes yaaa” canda Uwi
      “Ih, nggak mauu...”
      “Yasudah, aku tinggal.. wlee” Sahut uwi sambil berlari menuju sepedanya.
      “Uwiiiiiiiiiiiiiiiii!!” teriak Mita yang berlari mengejar Uwi.
      Malam itu, Uwi menemukan sahabat barunya, yang Insya Allah dan semoga dapat menjadi bintang yang selalu berkedip untuknya dan selalu meyakinkannya bahwa there is someone who always be there for you.
THE END

Yah segitu doang sih, mentognya imajinasi hari ini, Alhamdulillah selesai, Alhamdulillah!
Makasih udah baca, see ya next time!!

_syf

0 komentar:

Posting Komentar